Minggu, 01 September 2013

In Memoriam Abangku(DATE 14).

Aku memiliki satu kakak lelaki/abang,dia merupakan anak sulung dalam
keluargaku.Saat itu abangku menjadi salah satu mahasiswa fakultas
pertanian di Universitas Tidar,Magelang,namun setiap kali dia pulang
ke rumah,dia selalu menghabiskan waktu dengan teman teman di dekatnya
yang merupakan alumnus dari SMA CEPIRING ,KENDAL.
Ada beberapa dari mereka yang aku tahu namanya yaitu:Oni,Ali,Ilham dan
Irfan(Ilham dan Irfan adalah kakak beradik yang tinggal tak jauh dari kami).

Namun semenjak abangku merayakan ulang tahunnya yang ke 21 di tahun
1996,dia mulai menunjukkan perubahan sikap,sering terlihat
murung,melamun dan sangat manja pada ibu. abangku memiliki rambut yang
terbilang panjang,hampir tiap hari abang meminta ibu untuk menyisir
rambutnya.Dia yang biasanya paling malas untuk mengantar ibu ke suatu
tempat,saat itu justru sering menawarkan bantuannya untuk mengantar
walaupun sampai jauh malam.
Dua minggu setelah hari ulang tahunnya,tepat di hari Sabtu,aku
memiliki janji untuk bertemu temanku maya di rumahnya.
Kami akan membahas tentang acara perpisahan murid SMP di salah satu
rumah kami yang bernama Dipa.
Seperti biasa bila hari sabtu,rumahku sepi penghuni.Ayah dan ibuku
mengurus bisnis keluarga di daerah Salatiga.
Kakak keduaku masih dalam perjalanan dari kampusnya.Sedang kakak
ketigaku sudah dari pagi tadi pergi main ke rumah temannya.
Tinggal aku dan abangku yang saat itu sedang menonton TV.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 wib,segera aku berganti pakaian di
kamarku dan menyemprotkan sedikit parfum(aku lebih suka wangi parfum
lelaki di banding parfum perempuan).Abang melihatku lalu menghampiriku
sambil membawa kaos kesayangannya.
,"mau kemana dek?."tanyanya dengan mata seolah sayu dan tatapan kosong.
,"kerumah maya bang,abang jaga rumah sebentar gak apa apakan?."
soalnya sudah terlanjur janji dengan rumah teman,"jelasku merasa
sedikit tidak enak karena harus meninggalkan abangku sendirian.
Lalu dia menyodorkan
kaosnya yang sedari tadi di pegangnya kepadaku.
,"pakailah kaos ini,"pintanya
,"gak usah bang,nanti kotor lho,itu kan kaos kesayanganmu,"tolakku halus.
,"pakailah kaos ini,"pintanya sekali lagi.
akhirnya aku mengganti pakaianku dengan kaos kesayanganku.
Abang menatapku sambil tersenyum.
,"yuk,abang antar ke rumah maya,naik motor mas ari aja ya,"ajaknya.
,"wah,makasih bang,tapi kenapa naik motor,mobil abang rusak?."tanyaku
kebingungan.
,"enggak rusak kok,abang juga mau mampir ke rumah teman nanti,lebih
leluasa kalo naik motor..Ayo kita pergi sekarang,"jelasnya sambil
menarik tanganku.
Untuk menuju rumah Maya harus melalui beberapa gang sempit.
,"hmm..ada benarnya juga,abangku menggunakan motor sebagai sarana transportasi.
Setiba di halaman rumah Maya,abangku tiba tiba berpamitan kepadaku.
,"abang pergi ya,dek!."sebentar lagi,abang akan di jemput.Kalo abang
pergi kamu jangan nakal,jangan pernah sakiti mama,"pesannya
kepadaku.Jujur aku benar benar di buatnya kebingungan.Saat itu aku
hanya bertanya.
,"mau pergi kemana?Dengan siapa?."yang jemput siapa,kalo abang pergi
yang jaga rumah siapa,"cecarku.
Abangku hanya tersenyum dan mengecup keningku(hal yang belum pernah
terjadi sebelumnya) lalu dia langsung melajukan motornya dan sempat
berhenti di ujung gang untuk sekedar melambaikan tangan padaku yang
kebingungan setengah mati.
,"kok kesini sendiri?."gak di antar ibu?."tanya ibunya Maya yang
biasanya ku panggil tante,saat aku berada di ambang pintu masuk
,"tadi di antar abang,tante..ibu pergi dengan ayahku ke
salatiga,"jelasku sambil duduk setelah di persilahkan lho?."
,"sama abang,mana abangnya?."kok tante hanya lihat kamu tadi di
halaman sedang berdiri,kamu ngapain tadi,bukannya langsung?,"tanyanya
keheranan.
Aku mengerutkan kening
,"tadi ada abang kok tante,saya di antar naik motor,emang tante gak
liat!."sungguh aku benar benar kebingungan saat itu,oh ya??."terdiam
sejenak,"ah..pasti mata saya nih yang salah,maklum sudah tua,"jawab
tante sambil tersayang.Akhirnya aku dan Maya berpamitan ke rumah Dipa.
Jam 13.15,telepon rumah Dipa berbunyi,nampaknya tante meminta kami
untuk sepera pulang sama sekali tidak ada firasat apapun di hatiku,ku
pikir mungkin orangtua tengah mencariku di rumah.Akhirnya aku pulang
di antar sopirnya Dipa ke rumah Maya dan dari rumah Maya,aku segera di
tarik ke sebuah becak oleh tante dan kami langsung menuju arah rumahku
.
namun ternyata becak itu tidak berhenti di depan gerbang rumah
melainkan terus menuju ke rumah sakit dan berhenti tepat ke UGD.aku
kebingungan menyaksikan beberapa teman dari abangku sudah berkumpul di
sana dengan muka yang galau. Sayup sayup terdengar suara teriakan
kakak keduaku di dalam UGD meraung dengan ceracau tak jelas,kupikir
telah terjadi sesuatu padanya,aku segera berlari ke dalam dan
menemukannya dalam keadaan mata sembab,bajunya basah dengan keringat
dan airmata sambil menangis kakak memberitahukan bahwa abang sudah
meninggal akibat kecelakaan motornya beberapa waktu lalu.Aku hanya
bisa terdiam membisu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar